,
Jika kemiskinan telah demikian setia memberangus segala bentuk kepuasan lahiriyah, memang iming- iming gemerlap harta dan popularitas sangat sulit untuk diabaikan. Apalagi jika dengan dalih mengembangkan potensi yang dimiliki, nurani dan logika pun dapat dengan mudah dirayu oleh nafsu.
Prisyla adalah bintang orkes kampung di Banyuwangi. Wanita yang beruntung dalam rumah tangga karena memiliki suami yang super sabar, pandai masak, serta telaten merawat tiga anak mereka yang masih lucu-lucunya. Sayangnya, karena terpukau mengejar karier sebagai penyanyi dangdut , dia rela meninggalkan suami dan anak-anaknya. Pergi ke ibukota bersama Yohan, mantan pacarnya yang telah sukses secara financial. Pergi, tanpa merasa bersalah sama sekali. Walau Bara, anak sulungnya yang masih berusia 6 tahun menjerit dan menangis mengejar mobil yang membawanya pergi.
Duka dan aib ditanggung Afandi, suami yang tidak berdaya mengikat cinta istrinya. Hanya Bara yang mampu melipur rindunya pada Prysila. Meskipun hatinya tetap tidak bisa berpaling dari mantan istrinya tersebut, dia telah mampu berdiri jauh lebih kokoh dari sebelumnya. Tidak dibiarkannya dendam merasuk ke hatinya. Bahkan, si kembar adik Bara, tidak pernah diberitahu bahwa Prisyla yang artis terkenal itu adalah ibu kandung mereka. Biarlah duka dan aib itu berhenti sampai di sini.
Namun, justru di sinilah letak titik balik kehidupan. Kalau kata orang bijak, apa yang ditanam, itulah nanti yang dituai. Prisyla mulai merasa hampa dalam gelimang harta dan popularitas. Sisi wanitanya merindu pada sosok anak, si buah hati. Mulailah elegi Prisyla terjadi satu demi satu.
Novel ini membingkai ironi dalam kehidupan, khususnya kehidupan selebritis , khususnya lagi penyanyi dangdut. Seperti kisah selebritis yang sering muncul dalam infotainment, kesuksesan karir yang tidak ditunjang kesuksesan dalam rumah tangga, saat harta dan popularitas dalam rengkuhan yang tidak mampu menghadirkan kebahagiaan dan cinta sejati. Konfliknya sering ditemui dalam kehidupan sehari- hari. Ceritanya kaya akan pesan moral. Banyak hikmah yang bisa dipetik oleh pembaca.
Walaupun sejujurnya, saya agak gemas dengan tokoh Afandi. tipe pria yang entah terlalu sabar atau terlalu cinta atau justru terlalu lemah sebagai seorang kepala keluarga. Sosok pria yang telah bertekuk lutut di sudut kerling wanita. Hingga apapun perlakuan istrinya , di luar kendalinya dan diterima begitu saja.
Membaca novel ini setidaknya mengingatkan begitu berartinya kehadiran anak dan pasangan hidup yang tulus memberikan cinta. Kehidupan dunia hanyalah fatamorgana, yang jika dikejar hanya akan memberi kebahagiaan semu.
Judul : DD Elegi Seorang Penyanyi Dangdut
Penulis : Ronierays
Penerbit : Samanty ( Lini Sastra Leutika )
Edisi : Cetakan pertama, Juli 2010
Tebal : viii+224 hal
2 comments:
ini mungkin pertamakali saya berkunjung ke blog ini ya..hmmm..btw reviewnya jujur sekali..keep reading n writing ya..
iya, welcome mbak...mohon bimbingannya..:)
Post a Comment
thx for your comments..:)