Pages

Saturday, December 11, 2010

Kehilangan vs Ikhlas

Kehilangan sesuatu, apalagi yang berarti sekali  dalam hidup, adalah hal yang menyakitkan. Untuk sesaat dada terasa sesak, mata panas dan pikiran tidak menentu. Kecemasan demi kecemasan melanda. Dan tak urung tangis pun sempat menetes. Walaupun wajah senantiasa mencoba tersenyum, namun semangat rasanya melemah. Ada satu lubang menganga yang terbentuk di relung hati.

Namun, jika kembali pada  hakikat dunia ini, kembali ingat bahwa dunia itu fana, ( tak ada yang abadi, kata Peter Pan ) pikiran jernih mulai bisa mengalir. Kita tidak tahu apa saja rencana Tuhan yang akan terjadi pada kita. Bisa jadi sesuatu yang nampaknya buruk bagi kita saat ini, ternyata mengandung kebaikan di kemudian hari. Mencoba untuk ikhlas terhadap ketentuanNya. Bukankah Tuhan senantiasa mengikuti persangkaan hambaNya? Tentu saja, kita wajib berprasangka baik. Mungkin kehilangan saat ini, akan mendapat ganti yang jauh lebih baik. Entah dalam wujud yang seperti apa.  

Iklas terhadap ketentuanNya, bukan berarti pasrah tanpa usaha, tanpa tindakan nyata. Bagaimanapun kita harus terus berjuang untuk mendapatkan yang terbaik lagi. Seperti kata pepatah lama " hilang satu tumbuh seribu ". Dalam arti, semangat hidup tetaplah berkobar. Apalagi, mengingat orang-orang terkasih yang pasti  akan terluka melihat pancaran duka di wajah kita.

Seorang teman mengingatkan "What doesn't kill you makes you stronger. Just hold on, and don't get killed.."
Setiap cobaan yang menimpa, insya Alloh akan semakin menempa dan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tangguh. Selama kita masih berpegang pada firmanNya, dan tidak menyerah pada keadaan.Amin.

_ dedicated for my husband, wish this 'ending' will be a start of our better life-lop u-

Friday, December 10, 2010

Hei semua...!!

Hei semua...!!
Jangan kauharap mendengar berita dramatis
seperti layaknya infotainment
Jangan kaukira aku akan menangis
merajuk, merengek, meratap nasib
Jangan kausangka aku akan rubuh, lumpuh
tak tegak tubuh menghadang guruh


Aku adalah batu karang, kukuh menghadang gelombang
Aku adalah matahari, garang membakar padang
Aku adalah pilar, kukuh tegak tahan segala hawa

Segala coba datang, segala tangkal kukerahkan
tekadku baja, jiwaku bara
Jangan pandang sebelah mata..!!

Thursday, December 9, 2010

My Books from Kangguru

Ketika sedang asyik ngalamun, getar di sakuku mengagetkan. Hmm...sms siapa nih...?? Ternyata dari si centil Vika, petugas admin SMA tempatku ngajar. Isinya sih singkat aja, tapi cukup membuatku girang.. " ambil paket "  Dengan langkah setengah berlari, tak sabar rasanya sampai ke kantor admin. Dalam benakku sih udah menduga, pasti paket dari Kangguru hasil menang kompetisi tempo hari.

Gak kuduga, ternyata ada dua bungkusan sekaligus. Dua-duanya dari Kangguru. Langsung deh, segenap makhluk penghuni ruang admin mendaulat untuk membukanya. Bungkusan pertama, ukurannya lebih kecil. Dengan gaya slow motion kubuka di bawah tatapan ingin tahu mereka. Hmm...The naked Traveler. Buku 1 dan 2.  Ada tanda tangannya Trinity, The nekad traveler..he he...( Thank so much Ogi, for choosed me as the winner) .

Beberapa waktu lalu memang aku ikut website competition. Dapat infonya ya dari buka discussion board di facebook Kangguru Indonesia Fans Page. (So, kalo kamu pengen dapet juga, gabung deh ..gak rugi.)  Ntar kalo udah kubaca kedua bukunya, taktulis deh gimana isinya. Kalo bayanganku sekarang, isi bukunya gak jauh beda dengan tulisan-tulisan Mbak Trinity di website-nya. http://naked-traveler.com/. Kisah perjalanan seru keliling dunia ala backpacker. Sebagai guru pns, cukuplah sekarang aku ikut keliling dunia lewat buku. Mengandalkan gaji, rasanya masih cukup di mimpi untuk bisa mewujudkannya. Tapi kalo kata Nidji,  mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia.. berlarilah tanpa lelah sampai engkau meraihnya...la la la la...sip lah...;))



 Nah, bungkusan ke-2, ukurannya lebih gede. Masih dengan gaya slow motion, kubuka bungkusan tersebut. wow..begitu terbuka, Packagenya cantik banget. Kangguru Listen and Learn material. Pas n menarik banget buat bahan ajar di kelas. Kalo yang ini, kudapat masih dari discussion board di kangguru Indonesia Fans Page. Hanya posting topik diskusi. Keren kan..? Bisa sharing ilmu n dapat hadiah sekaligus...Awalnya sih, aku ingin menyimpannya untuk koleksi pribadi, or buat belajar sendiri. Soalnya aku kan bukan guru bahasa Inggris di SMA. ( aku ngajar English for elementary students di sebuah tempat kursus ) Tapi, setelah kupikir-pikir, alangkah bagusnya kalo hadiah ini bisa dimaksimalkan manfaatnya. Akhirnya kuputuskan untuk menghadiahkan " hadiahku " tersebut ke Mr. Santo n Mrs. Uji, dua guru bahasa Inggris favorit di SMA-ku.Pastinya dengan satu syarat, please give the feed back after using it in their classrooms. Yang pasti aku seneeeeeeeeeeeeeeeng banget dapat bingkisan spesial dari Kangguru ....  Semoga tetap setia spreading education in Indonesia. Oya, sekadar info aja, aku bersahabat dengan Kangguru sejak thn 2002. Waktu itu masih kuliah di Jogja. Dan Kangguru setia membantuku belajar bahasa Inggris. Thank so much...i lop u pulll...

Tuhan Tersenyum

Aku yakin
Tuhan tersenyum
ketika menitahkan skenarioNya
Romansa atau elegi
Tragedi atau komedi
Dan aku pun yakin
Aku harus tersenyum
melakonkannya.

Mario Teguh-Hadapi Masalah-Start Action

 
Tuhan tidak memberikan masalah
yang lebih besar daripada kemampuan kita
untuk menyelesaikannya.

Tetapi,
...

Menunda tindakan nyata untuk
menyelesaikan masalah,
adalah perilaku yang mengizinkan
masalah itu tumbuh lebih besar
daripada kemampuan kita.

Maka,

Suka atau tidak suka,
masalah adalah perintah untuk
segera bekerja menuju keadaan
yang kita sukai.

Mario Teguh 
 Membaca status MT di facebook tersebut, saya jadi merenung sedikit. Dalam hidup, ada saja masalah yang terjadi. Besar, kecil, di rumah, di kantor, dengan teman, dengan keluarga, atasan, bawahan, dll. Amarah, tangis, sedih, kecewa adalah luapan perasaan yang biasanya menyertai berbagai masalah yang datang. Namun, bukanlah solusi yang tepat untuk larut dalam kecamuk perasaan. Dengan berbagai masalah, saya dipaksa untuk belajar menghadapinya. Dipaksa untuk dewasa menyikapinya. Dipaksa untuk belajar bertindak nyata.
  Mengutip tulisan teman lagi  "   Problems in life is like a rain. And the nice thing about rain, is that it always stops "

Sunday, December 5, 2010

PIDATO

1.  Pengertian Pidato
     Banyak definisi atau pengertian yang dilontarkan oleh banyak pemikir retorika. Salah satu di antaranya adalah pengertian retorika yang disampaikan oleh De Vinne, yaitu bahwa retorika adalah studi tentang unsur-unsur, seperti susunan atau gaya bahasa, yang digunakan dalam tulisan atau pembicaraan; seni pengungkapan maksud efektif dan penggunaan bahasa yang persuasif. Sedangkan pidato menurut pengertioan De Vinne adalah seni atau proses melakukan pembicaraan di hadapan kelompok pendengar.
     Berdasarkan kedua pengertian retorika dan pidato di atas dapat disimpulkan bahwa pidato merupakan pengetahuan yang sangat canggih dalam hal berbicara di hadapan khalayak ramai dengan maksud dan tujuan tertentu.

2.  Tujuan Pidato
     Tujuan berpidato dapat dikelompokkan sebagaimana tersebut di bawah ini:
mempengaruhi pendengar,
menghibur pendengar,
menyampaikan pesan kepada para pendengar,
propaganda politik, dan
mengungkapkan percikan pemikiran kepada publik.

3.  Materi Pidato
     Materi pidato  terdiri atas beberapa hal yang tertata secara sistematis sebagaimana tersebut di bawah ini.

a.  Pendahuluan
     Pendahuluan pidato harus “padat”, bahasa yang diketengahkan mengandung daya tarik bagi para pendengar, serta merangsang untuk didengarkan terus-menerus,sehingga pendengar dibikin penasaran. Kalau hal tersebut berhasil, maka boleh dikatakan separuh dari keseluruhan pidato berhasil.
b.  Isi
     Isi pidato yang bagus harus disesuaikan dengan tingkat umur para pendengar. Misalnya pendengar tergolong generasi muda, generasi tua, cendikiawan, atau masyarakat awam. Isi dilengkapi dengan analisis yang masuk akal, bervariasi, sedikit ada lucunya (humor), dan tidak kalah penting peribahasa dan percikan pemikiran orang-orang besar kaliber dunia.
c.  Penutup
Inti dari penutup suatu pidato merupakan kesimpulan dari seluruh pembicaraan, beri pepatah dan humor yang menarik. Di samping itu suatu hal yang tidak boleh diabaikan dalam menutup pidato adalah harus menimbulkan kesan, sehingga para pendengar merasa kurang … .


4.  METODE BERPIDATO
     Dalam berpidato dikenal beberapa metode yang sering dipergunakan, sebagaimana tersebut di bawah ini.
a.  Metode Naskah
     Jika mempergunakan metode naskah, pada saat bepidato seseorang membaca naskah yang telah disiapkan sebelumnya. Metode naskah biasanya digunakan pada acara-acara resmi, misalnya pidato kenegaraan  oleh Presiden.
b.  Metode Menghafal
     Metode ini mengaharuskan seseorang yang akan berpidato untuk menyiapkan naskah yang kemudian harus dihafalkannya, sehingga materi pidato benar-benar bisa dikuasai.
c.  Metode Improtu/serta merta
     Metode ini biasanya digunakan pada waktu yang spontan/mendadak/tanpa persiapan berdasarkan kebutuhan sesaat.
d.  Metode Ekstemporan
     Metode ini merupakan metode yang paling sempurna. Dianjurkan ke[pada semua orang yang berpidato untuk memakai metode ini. Metode ekstemporan merupakan gabungan dari semua metode yang ada.

WAWANCARA

     Pada dasarnya wawancara adalah tanya jawab antara seseorang dengan orang lain atau antara seseorang dengan beberapa orang. Tujuannya adalah untuk menggali sebanyak-banyaknya informasi atau untuk menapatkan jawaban yang bernilai penting, menarik, dalam, dan secara psikologis berkaitan dengan manusia. Jawaban itu diharapkan benar-benar proporsional dan akurat.
     Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara itu dapat berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran, dan lain-lain. Informasi itu dapat diperoleh dari orang yang memiliki otoritas, pakar, atau mempunyai “human interest” yang tinggi, serta orang lain yang dipandang layak untuk memberikan informasi. Informasi itu dapat dimanfaatkan sebagai bahan opini, untuk memperkuat fakta peristiwa yang berasal dari manusia, sebagai bahan cerita, atau sebagai bahan penulisan biografi.
     Wawancara yang baik tentu akan menhasilkan berita yang baik. Oleh karena itu, kegiatan wawancara bukan sekedar menanyai seseorang kemudian menuliskannya. Kenyataannya, kegiatan wawancara memerlukan keahlian yang luar biasa dan memerlukan kualitas tertentu di pihak pewawancara. Untuk itu, perlu diperhatikan dan dipersiapkan ecara matang baik mental maupun masalah yang akan diperbincangkan.

Langkah –langkah dalam melaksanakan wawancara
1.  Tahap Persiapan
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagaimana tersebut di bawah ini.
Menentukan masalah yang akan dibicarakan.
Menentukan arah permasalahan yang akan digali.
Menentukan orang yang akan diwawancarai, dengan kriteria yang jelas.
Mengenali sifat dan karakter orang yang akan diwawancarai.
Menghubungi dan membuat janji dengan orang yang akan diwawancarai.
Mempelajari permasalahan dan mempersiapkan pertanyaan dengan sebaik-baiknya.
Mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti bloknote, ballpoint, atau tape recorder.

2.  Tahap Pelaksanaan
     Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan pada tahap ini adalah sebagaimana tersebut di  bawah ini.
Kalau waktunya tidak mendesak/cukup dapat menggunakan pendekatan ridak langsung.
Pertanyaan diajukan secara langsung dan tidak bertele-tele.
Anda adalah orang yang bertanya, untuk itu hindari terlalu banyak berkomentar.
Mampu mempertahankan suasana agar wawancara santai, bebas, sopan, tidak tegang, serta menghindari terjadinya perdebatan.
Sebaiknya tidak terlalu banyak mencatat dalam bloknote, sebaiknya dicatat di dalam otak.
Mampu menjaga pokok persoalan dan tangkas dalam menarik kesimpulan.
Jangan segan menanyakan hal-hal yang sederhana jika memang hal itu tidak diketahui maknanya.
Apabila akan merekam pembicaraan sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu apakah diperkenankan untuk direkam.
Setelah selesai wawancara, ulangilah pokok tanya jawab untuk menghindari kesalahan penafsiran atau hal-hal yang kurang segera dapat diketahui.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih setelah selesai melaksanakan wawancara.
Apabila ada keterangan yang dinyatakan secara “off the record” (tidak untuk disiarkan). Maka Anda harus benar-benar tidak menuliskannya dalam berita.

Tahap Penulisan Hasil Wawancara
Dalam kenyataannya hasil wawancara yang masih mentah baru berupa tulisan tentang kata-kata kunci atau inti jawaban orang yang diwawancarai. Sebagian yang lain masih berada di otak kita. Agar  wawancara itu kelihatan hasilnya, kita harus menyuntingnya menjadi tulisan yang utuh.
Ada dua bentuk yang dapat digunakan untuk menuliskan hasil wawancara, yakni bentuk tanya jawab dan bentuk berita atau laporan. Dengan bentuk yang pertama, hasil wawancara dapat ditampilkan secara utuh. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan tape recorder. Bentuk yang kedua, hasil wawancara dimasukkan ke dalam paragraf atau diletakkan di antara uraian dalam paragraf.

JENIS-JENIS PARAGRAF

Berdasarkan letak kalimat utamanya, dapat ditentukan jenis-jenis paragraf sebagaimana contoh tersebut di bawah ini.
1 Paragraf Deduktif
     Paragraf jenis ini mempergunakan pola pengembangan umum-khusus, kalimat utamanya terletak pada awal paragraf diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas. Perhatikan contoh berikut.
     Kehidupan modern menuntut kita untuk selalu dapat meningkatkan daya saing. Tanpa kemampuan bersaing kita akan tergilas oleh modernisasi tersebut. Hal ini menjadikan sebagian besar dari manusia berebut kesempatan untuk menjadi yang terbaik. Siapa yang mampu memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya akan mampu tampil dan mempunyai pengaruh di hadapan banyak orang.

2        Paragraf Induktif
     Paragraf jenis ini mempergunakan pola pengembangan khusus-umum, kalimat utamanya terletak pada akhir paragraf. Pada bagian awal paragraf ini dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas yang diakhiri dengan kalimat utama. Perhatikan contoh berikut.
     Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki oleh seseorang seyogyanya bisa menutupi semua kelemahannya. Kadang banyak orang beranggapan bahwa yang dimiliki hanyalah kelebihan tanpa menyadari akan kelemahannya. Jika hal demikian selalu menjadi dasar berpikir, dapat dipastikan kehidupan kita menjadi penuh dengan keangkuhan. Untuk itu sebaiknya kita selalu dapat melakukan kontrol diri terhadap segala kelebihan dan kelemahan diri kita.

3        Paragraf Campuran
     Paragraf campuran dapat dibedakan menjadi paragraf deduktif-induktif, deskriptif, dan naratif. Paragraf deduktif-induktif merupakan paragraf yang dimulai dengan sebuah kalimat utama, diikuti oleh beberapa kalimat kalimat penjelas, dan diakhiri oleh sebuah kalimat utama yang  mempunyai ide pokok sama dengan kalimat yang pertama. Paragraf deskriptif merupakan yang tidak mempunyai kalimat utama, semua kalimat pembentuknya merupakan kalimat-kalimat penjelas, atau semua merupakan kalimat utama. Sedangkan paragraf naratif merupakan yang sering dipergunakan untuk menuliskan sebuah cerita/prosa.
Perhatikan contoh-contoh di bawah ini.

a.  Paragraf Deduktif-Induktif
     Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia dapat dikatakan relatif sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh para pakar pendidikan. Di antara bentuk-bentuk penyesuain itu adalah adanya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang baru, diberlakukannya kurikulum tahun 2004 yang berbasis kompetensi dan kecakapan hidup (life skill). Di samping itu juga adanya kabar gembira karena dana anggaran pendidikan akan dinaikkan menjadi 21%. Tentu saja saja hal ini dapat dikatakan pertanda perkembangan baik dunia pendidikan di Indonesia.

b. Paragraf Deskriptif
     Kebudayaan bangsa merupakan aset yang harus dilestarikan. Kebudayaan bangsa berwujud berbagai macam seni tradisi, adat istiadat, dan bahasa daerah. Indonesia dikenal sebagai sebuah negara yang mempunyai banyak sekali aset budaya daerah yang patut dilestarikan. Kebudayaan nasional menjadikan bangsa Indonesia menjadi salah satu bangsa yang termasyhur di dunia.

c.  Paragraf Naratif
     Setiap orang di tempat itu seolah-olah merasa cemburu terhadap kaki Adi. Tiada putus-putusnya mereka mengawasi kaki Adi serupa pada kaki Adi ada melekat hal-hal yang menakjubkan. Kaki Adi rupa-rupanya benar-benar merupakan acara yang demikian menarik perhatian, hingga walikota pun tiada terjecuali ikut mengawasinya, meski dengan pandangan mencuri-curi.

Yang perlu mendapat perhatian khusus adalah bahwa dalam setiap paragraf yang baik hanya terdapat sebuah ide pokok. Jika terdapat dua buah ide pokok dalam sebuah paragraf sebaiknya dipisahkan dan ditempatkan dalam paragraf yang berbeda.  

Prosa Baru


Dalam perkembangan selanjutnya sastra baru lebih dikenal dengan istilah sastra Indonesia. Hal ini berhubungan dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai media pengantarnya. Bentuk karya sastra baru ini antara lain adalah cerpen, novel, dan roman. Secara teoritis cerpen, novel, dan roman bisa dibedakan sebagaimana tabel di bawah ini.

No.
Unsur
Cerpen
Novel
Roman
1.
Alur
Sederhana
Kompleks
Kompleks
2.
Konflik
Tidak mengubah nasib tokoh
Mengubah nasib tokoh
Mengubah nasib tokoh secara tragis
3.
Panjang cerita
Menceritakan kehidupan tokoh yang dianggap penting.
Menceritakan sebagian besar kehidupan tokoh.
Menceritakan kehidupan tokoh secara mendetail sejak lahir sampai meninggal dunia.
4.
Penokohan
Karakter tokoh tidak mendetail.
Karakter tokoh disampaikan secara mendetail.
Karakter tokoh disampaikan secara lebih mendetail.
Dalam perkembangan selanjutnya dalam sastra Indonesia tidak dibedakan lagi antara novel dan roman. Yang lebih produktif adalah cerpen dan novel.


Prosa Lama


Karya sastra prosa dapat diklasifikasikan berdasarkan pembabakannya menjadi prosa lama dan prosa baru. Prosa lama atau lebih dikenal sebagai sastra klasik atau satra kuno dihasilkan sebelum masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi (… - 1800-an). Tidak dapat dipastikan sejak kapankah sastra lama mulai ada, yang jelas sejak permulaan peradaban bangsa Indonesia. Sastra lama merupakan cerminan kehidupan masyarakat lama. Ciri-ciri kehidupan masyarakat lama ini menjadi cirri-ciri dari sastra klasik itu sendiri.

Ciri-ciri karya sastra klasik
a.  Bersifat komunal, yakni menjadi milik bersama.
b.  Anonim, tidak diketahui siapa nama penggubahnya/pengarangnya.
c.  Bersifat sangat kurang dinamis, yakni gerak perubahannya sangat lambat, sehingga jika dilihat dari sudut masyarakat sekarang seolah-olah kelihatan statis.
d.  Pada umumnya bersifat irasional, kejadian-kejadian yang digambarkan kurang atau bahkan tidak masuk akal.
e.  Bersifat istanasentris, karena sebagian besar ceritanya berkisar pada kehidupan keluarga dalam lingkungan istana.
f.  Sastra lama pada umumnya memberikan pengajaran/pendidikan baik yang bersifat didaktis moral maupun didaktis religius.
g.  Bersifat simbolis, sebagian besar ceritanya disajikan dalam bentuk perlambang.
h.  Bersifat tradisional, yaitu mempertahankan kebiasaan atau adat yang berlaku sesuai dengan keadaan zamannya.
i.   Klise imitatif, yakni kebiasaan tiru-meniru yang tetap saja turun-temurun.
j.   Sastra lama sebenarnya tidak menceritakan manusia, melainkan menceritakan sifat-sifat universal manusia (baik-jahat, cerdik-bodoh, adil-lalim, dsb).

     Sastra lama memancarkan semangat Animisme/Dinamisme, Hiduisme, dan Islamisme. Kepercayaan atau agama baru yang dibawa oleh penjajah asing tidak mampu mempengaruhi  kondisi ini, sehingga kebudayaan yang baru selalu masih mengandung unsur-unsur kebudayaan terdahulu. Hal ini pun masih terasa sampai pada kehidupan modern saat ini. Pengaruh pola kehidupan lama yang bersifat takhayul (animisme/dinamisme) benar-benar menginterferensi pola kehidupan modern. Semangat Animisme/Dinamisme, Hinduisme, dan Islamisme tersebut menjadikan sastra lama terpilah-pilah menjadi tiga periode atau pembabakan, yaitu: 1) sastra masa purba, 2) sastra masa Hindu, dan 3) sastra masa Islam.
     Hasil karya sastra klasik dapat dikatakan merupakan karya sastra lisan yang disampaikan  hanya dengan cara komunikasi lisan. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak variasi dan pergeseran baik dari segi alur maupun tata nilai yang dikandungnya. Sebagai contoh legenda Banyuwangi terdapat banyak versi yang kadang bertentangan satu dengan yang lainnya.
     
 Berdasarkan isinya semua jenis dongeng dapat dikategorikan sebagai jenis karya sastra klasik/lama. Di bawah ini diuraikan berbagai macam jenis dongeng yang sekaligus merupakan jenis-jenis karya sastra klasik.

1.  Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita binatang).
     Beberapa contoh fabel, adalah: Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dll.

2.  Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, kraton, atau kehidupan raja-raja.
     Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, cerita-cerita Panji, Smaradahana, dll.

3.  Mite/Mitos, adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib.
     Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos, adalah: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dll.

4.  Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah.
     Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dll.

5.  Parabel, adalah rekaan cerita pendek yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau perbandingan; majas perbandingan menggunakan perumpamaan yang terkandung dalam seluruh isi karangan atau cerita.
     Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dll.

6.  Dongeng Jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing diluskiskan secara humor.
     Contoh: Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu Nawas, dll.

Cerita klasik yang merupakan cerita pengaruh hinduisme adalah Mahabarata dan Ramayana. Sedangkan contoh cerita klasik yang bersumber dari budaya Islam, antara lain adalah: Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Nabi-Nabi, Tajussalatina (Mahkota Raja-Raja), Bustanussalatina (Taman Raja-Raja), Syair Asbdul Muluk, Hikayat Bakhtiar, Hikayat Seribu Satu Malam, dll.

Unsur-Unsur Karya Sastra Puisi


Pada dasarnya unsur-unsur yang terdapat dalam puisi tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur yang terdapat karya sastra prosa, namun secara fisik dan teknik penggunaan bahasa memang memungkinkan terjadi perbedaan yang mencolok antara puisi dan prosa. 
Di antara unsur-unsur intinsik puisi adalah: tema, amanat, bait, baris, enjambemen, irama, bahasa, gaya bahasa, citraan/imagery, neveauk, plot, setting,  penokohan, perwatakan, dan point of view. Kelima unsur terakhir (plot, setting,  penokohan, perwatakan, dan point of view) itu jika memang terdapat dalam sebuah puisi.
a.  Tema, adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi jiwa dan dasar cerita. Tema bisa dibedakan menjadi tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang merupakan pusat pikiran sebuah cerita atau karya sastra, sedangkan tema minor merupakan tema yang bisa dilihat dari susut pandang tertentu. Dalam sebuah tema mayor bisa terdapat beberapa tema minor. Bagi seorang pengarang tema ada sebelum mengarang tetapi bagi seorang pembaca tema ada sesudah membaca karangan ataukarya sastra.

b.  Amanat, adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.

c.  Bait/strophe, adalah kebulatan arti dan irama dalam kuplet atau karangan yang berbentuk puisi, misal: sebait pantun terdiri atas empat baris, sebait gurindam terdiri atas dua baris.

d.  Enjambemem, adalah perloncatan baris; baris kalimat yang mempunyai tugas ganda untuk menghubungkan bagian yang mendahuluinya dan bagian yang berikutnya.
     Contoh:
                                                DOA
     Tuhan. Beri aku kekuatan
     Menguasai diri sendiri, kesunyian
     dan keserakahan. Beri aku petunjuk selalu
     untuk memilih jalan-Mu, keridoan-Mu. Amin.
                                                (Dari JERAM oleh Ajip Rosidi)

e.  Irama, adalah berturut-turut secara teratur; turun naik (pada bunyi, lagu) yang beraturan; alunan yang terjadi karena perulanngan dan penggantian bunyi dalamarus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada (dalam puisi); ritma; wirama; irama juga merupakan tenaga gaib yang menimbulkan perasaan tertentu kepada manusia dan dapat menimbulkan gaya keindahan sebuah puisi.

f.  Bahasa, yang dimaksud bahasa meliputi diksi (pilihan kata), gaya bahasa/majas, dan makna konotasi/denotasi yang ditimbulkan oleh penggunaan gaya bahasa dan penetapan diksi dalam karya puisi. 

g.  Citraan, merupakan gambaran
    

Unsur-unsur Karya Sastra Prosa


     Berdasarkan bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi bentuk puisi, prosa, dan drama. Semua bentuk karya sastra tersusun dari dua unsur pembangun, yaitu unsur intinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur karya sastra yang menmbangun tubuh karya sastra dari dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Sedangkan Unsur esktrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari luar tubuh karya sastra itu. Pada bagian ini hanya akan dibahas unsur-unsur pembangun karya sastra prosa.

     Unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini.

a.  Tema, yaitu pusat cerita, atau ide pokok  yang mendasari penulisan sebuah cerita.Tema dapat diklasifikasikan menjadi  tema mayor, yaitu tema yang memiliki cakupan lebih luas; dan tema minor  yaitu tema yang bisa dilihat sudut pandang tertentu dan mempunyai sifat lebih  spesifik.
Contoh: Jalan Lain ke Roma karya Idrus
            Tema mayor     :   Sifat terus yang kurang pada tempatnya.
            Tema minor      :   - Cita-cita yang kurang kokoh (dari sudut pandang idealisme)
                                        - Kurangnya kematangan jiwa (dari sudut pandang psikologi)
                                       - Terlalu menurutkan kata hati (dari sudut pandang sosial)

b.  Amanat, yaitu pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca.
Contoh: Hendaklah dapat menempatkan sifat keterusterangan dengan baik.
            Sebaiknya kita bisa menjaga keseimbangan kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.

c.  Plot / Alur, adalah jalinan peristiwa yang membentuk cerita; jalan cerita. 
Alur dapat diklasifikasikan menjadi alur maju, mundur, kronologis, klimaks, antilklimaks, dan flashback.
    
Alur maju, adalah alur yang menceritakan dari awal hingga akhir cerita.
Alur mundur, adalah alur yang menceritakan kejadian masa lalu/silam.
Alur kronologis, adalah alur berdasarkan tata urutan waktu.
Alur klimaks, adalah alur yang dimulai dari bagian biasa menuju bagian menegangkan.
Alur antiklimaks, adalah alur yang dimulai dari bagian menegangkan menuju biasa.
Alur flashback, adalah alur yang mendahulukan bagian akhir cerita, kembali ke awal menuju ke akhir cerita.

d.  Penokohan, adalah penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.

Berdasarkan sifatnya tokoh dalam sebuah karya sastra dapat dibedakan menjadi tiga jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis (tokoh lakon), antagonis  (tokoh jahat, lawan, musuh), dan tokoh tirtagonis (tokoh penengah).  
Berdasarkan tingkat kepentingannya dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama  dan tokoh pembantu/figuran.

e.  Karakteristik,  adalah perwatakan tokoh dalam cerita.
Karakteristik tokoh dapat menjadi dua maca, yaitu flat character dan arround character.   
Flat character adalah watak seorang tokoh yang tidak pernah mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita. Arround character adalah jika seorang tokoh mengalami perubahan watak dalam cerita tersebut.
Untuk mengidentifikasi watak seorang tokoh bisa dilakukan dengan teknik-teknik di bawah ini.
     1.     Teknik Dramatik
mengetahui tempat tinggal/lingkungan hidup tokoh, cara tokoh meyelesaikan sebuah permasalahan, dan
pembicaraan tokoh lain.
     2.     Teknik Analitik
            Pada teknik ini pengarang menyampaikan/menguraikan secara langsung perwatakan               tokoh  yang dimunculkan dalam cerita yang dibuatnya.
 Teknik Analitik – Dramatik (gabungan kedua teknik yang ada).

f.  Point of View, adalah sudut pandang pengarang; cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Berikut ini diuraikan beberapa jenis sudut pandang pengarang.
 Narathor Participant, pengarang mempergunakan kata aku-orang pertama (aku sebagai tokoh utama dan aku sebagai bukan tokoh utama).
 Narathor Omniscient, pengarang mempergunakan kata dia  (orang ketiga) untuk pelaku utama dan pengarang mengetahui seluk beluk tokoh dia/menyumbangkan pikiran dalam pribadi tokoh.
 Narathor Observer, pengarang mengisahkan ceritanya dengan mempergunakan kata dia (orang ketiga) untuk tokoh utama, dan pengarang tidak mengethaui jalan pikiran tokoh utama.
 Narathor multiple, campuran antara ketiga jenis narathor di atas.

g.  Setting, adalah latar belakang penceritaan; latar cerita. Terdapat dua jenis setiing, ayaitu setting  fisik (alat, tempat, dan waktu) dan setting psikis (suasana: haru, sedih, gembira, dll).

h.  Suspense dan Foreshadowing
     Suspense, adalah bagian cerita yang mampu membuat pembaca merasakan ketegangan setelah mengikuti atau menyaksikan konflik mental dan konflik sosial yang tajam. Foreshadowing, merupakan kelanjutan dari suspense, yaitu pembayangan tentang apa yang akan terjadi kemudian dalam cerita. Bagianini diciptakan oleh pengarang  untuk memikat perhatian pembaca terhadap keseluruhan cerita agar merasa nikmat dan puas, tidak merasa bosan.

i.   Limited Fokus dan Unity
     Limited Fokus, adalah bagian cerita yang paling dipentingkan dari semua jalinan cerita yang ada; dapat dikatakan merupakan pusat cerita. Sedangkan  unity  merupakan kesatuan atau kepaduan yang terdapat dalam sebuah cerita. Jadi walaupun dalam sebuah cerita terdapat banyak sekali pecahan cerita yang mendampingi cerita inti, keseluruhan cerita tetap bisa dinikmati oelh pembaca dengan baik karena terdapat unsur kesatuan tersebut.

j.   Bahasa, yaitu bahasa apakah yang dipergunakan; bagimana kandungan makna denotasi/konotasi, ambiguitas maknanya, interferensi bahasa asing/ daerah yang terdapat dalam karya sastra tersebut.

k.  Gaya Bahasa/Majas, yang dimaksudkan adalah gaya bahasa apa saja yang sering dipergunakan oleh penngarang dalam menulis ceritanya (personifikasi, metonimia, alegori, sinekdok, hiperbola,dll).


     Sedangkan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik sebuah karya sastra prosa adalah sebagaimana contoh di bawah ini.
     Dalam cerpen  Jalan Lain ke Roma karya Idrus mengandung nilai-nilai kehidupan yang besar artinya bagi pembaca yang mau memahami secara mendalam. Nilai-nilai kehidupan tersebut antara alain adalah nilai sosial, moral, ekonomi, kejiwaan, politik, filosofis, dll.
1.  Nilai Sosial
     Sifat terus terang adalah baik, tetapi jika salah menempatkan akan menimbulkan hal negatif, sebagaimana yang dialami oleh Open.
2.  Nilai Kejiwaan
     Mendalami jiwa orang lain adalah penting, karena dengan begitu kita bisa bergaul dengan masayarakat secara lebih baik.
3.  Nilai Moral
     Sifat kejujuran sangat penting dan sangat mulia di hadapan Tuhan.
4.  Nilai Ekonomi
     Tidak mudah berputus asa, gaga satu pekerjaan, cari pekerjaan yang lain.
5.  Nilai Politik
     Perjuangan membela kepentingan banyak orang dengan cara berjuang secara sungguh-sungguh.
6.  Nilai Filosofi/Religius
     Sebagai pemeluk agama Islam yang kuat, Open berusaha untuk mendakwahkan agamanya.

Puisi Baru Berdasarkan Isinya


  • Balada, ialah puisi yang berisi kisah atau hikayat yang cenderung berifat epik atau lirik yang menyatakan keharuan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog.
     Contoh: Balada Terbunuhnya Atmokarpo karya W.S. Rendra
  •   Romance, ialah sanjak berisi luapan perasaan cinta kasih kepada kekasih.
Contoh: Surat Cinta oleh W.S. Rendra

  • Ode, alah puisi atau nyanyian yang dibuat untuk menghormati pahlawan bangsa, Negara, seni, atau masalah yang penting.
Contoh: “Teratai” Kepada Ki Hajar Dewantara oleh Sanusi Pane

  • Himne, ialah sanjak atau nyanyian yang berisi pujaan atau mengagung-agungkan kebesaran Tuhan,atau yang bernafaskan keagamaan (religius).
Contoh: Doa karya Chairil Anwar
       Bhagawat Gita karya Rabindranath Tagore

  • Elegi, ialah sanjak atau nyanyian ratapan yang bersifat sedih atau sentimental (penuh perasaan).
Contoh: Batu Belah karya Air Hamzah

  • Epigram, ialah sanjak pendek yang dengan tepat menggambarkan suatu kebenaran yang berisikan pelajaran hidup atau semangat hidup.
Contoh: Bangunlah, O Pemuda karya A. Hasjmy

  • Satire,ialah sanjak yang berisikan cemoohan, kritikan, atau sindiran yang tajam terhadap kepincangan-kepincangan yang terdapat dalam masyarakat.
Contoh: Bimbang karya A.M. Dg. Miyala

  • Idylle, ialah sanjak yang berisi tentang kesentosaan hidup.
Contoh: Ke Desa karya Aoh Kartahadimaja.

Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya


1.  Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
     Contoh:        Di pasar baru mereka
                        lalu mengada-menggaya

                        Meningkat sudah kesal
                        tak tahu apa dibuat
                                                            (Chairil Anwar)

2.  Tersina, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
     Contoh:        Dalam ribaan pagi bahagia datang
                        Tersenyum bagai kencana
                        Mengharum bagai cendana

                        Dalam bahagia cinta tiba melayang
                        Bersinar bagai matahari
                        Mengwarna bagaikan sari
                                                            (Sanusi Pane)

3.  Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
     Contoh:        Aku menimbang-nimbang mungkin
                        Kita berdua menjadi satu
                        Gaji dihitung-hitung
                        Cukup tidak untuk berdua

                        Hati ingin sempurna denngan engkau
                        Sama derita sama gembira
                        Kepala pusing-pusing menimbang-nimbang
                        Menghitung-hitung uang bagi kita
                                                            (Armyn Pane)

4.  Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
     Contoh:        Satu-satu perasaan
                        Yang saya rasakan
                        Hanya dapat saya katakan
                        Kepada tuan
                        Yang pernah merasakan
                                                            (Or Mandank)
5.  Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).
     Contoh:        Di kelam hitam mengepung
                        Menjerit peluit kereta malam
                        Merintih ke langit
                        Derita hidup mengepung
                        Menjerit bangsaku sedang berjuang
                        Merintih ke langit
                                                            (Nursyamsu)

6.  Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
     Contoh:        Duduk di pantai tanah yang permai
                        Tempat gelombang pecah berderai
                        Berbuih putih di pasir terderai
                        Tampaklah pulaudi lautan hijau
                        Gunung-gemunung bagus rupanya
                        Dilimpahi air mulia tampaknya
                        Tumpah darahku Indonesia namanya.
                                                            (Muh. Yamin)

7.  Stanza/Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
     Contoh:        Awan datang melayang perlahan
                        Serasa bermimpi, serasa berangan
                        Bertambah lama, lupa sendiri
                        Bertambah halus, akhirnya seri
                        Dan bentuk menjadi hilang
                        Dalam langit biru gemilang
                        Demikian jiwaku lenyap sekarang
                        Dalam kehidupaan teduh tenang.
                                                            (Sanusi Pane)

8.  Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Itali) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi dapat dikatakan bahwa soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia soneta masuk dari neferi Belanda diperkenalkan oleh Muh. Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
     Contoh:                                            Gita Gembala
                        Lemah gemulai lembut derana
                        Bertiuplah angin sepantun ribut
                        Menuju gunung arah ke sana
                        Membawa awan bercampur kabut

                        Dahan bergoyang  sambut menyambut
                        Menjatuhkan embun jernih warnanya
                        Menimpa bumi beruap dan lembut
                        Sebagai benda tiada berguna

                        Jauh di sana diliputi awan
                        Terdengar olehku bunyi nan rawan
                        Seperti permata di dada perawan

                        Alangkah berahi rasanya jantung
                        Mendengarkan bunyi suara kelintung
                        Melagukan gembala membawa untung
                                                            (Muh. Yamin)

9.  Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama maupun puisi baru. Yang dipentingkan dalam jenis ini adalah kandungan isi bukan bentuk. Kandungan isi dimaksudkan sebagai ekspresi bebas dari jiwanya, dari pengungkapan rasa pribadinya. kalau perlu bahasa pun dapat tunduk kepada isinya. Sanjak-sanjak ini merupakan salah ciri angkatan 45, sebuah salah satu perwujudan dari gelora jiwanya.
     Contoh:
                                                Aku
                        Kalau sampai waktuku
                        ’Ku mau tak seorang ’kan merayu
                        Tidak juga kau

                        Tak perlu sedu sedan itu
                       
                        Aku ini binatang jalang
                        Dari kumpulannya terbuang

                        Biar peluru menembus kulitku
                        Aku tetap meradang menerjang
                       
                        Luka dan bisa kubawa berlari
                        Berlari
                        Hingga hilang pedih peri

                        Dan aku akan lebih tidak perduli
                        Aku mau hidup seribu tahun lagi

     Sanjak karya Chairil Anwar di atas menggambarkan pemberontakan jiwanya, semangat hidupnya yang menuntut kebebasan.