Pages

Saturday, July 12, 2014

Alien Itu Memilihku






Judul
Alien itu Memilihku
ISBN
9786020305417
Pengarang
Penerbit
Terbit
5 Juni 2014
Pages
308


Dimensi(mm)
135 x 200












************************************************************************



 “ Umi, ayo main sepeda…! “ rengek  putri  kecilku . “ Waduuh , Dek …Umi ada kerjaan  nih…!”  “ Please , lho Mi….!” paksanya. Sejenak kutergoda  untuk bersikukuh saja dan membiarkannya bersepeda bersama pengasuhnya. Ketika kemudian pikiran tentang sosok Indah Melati Setiawan berkelebat di benakku, tanpa ba bi bu lagi  segera kuiyakan ajakannya.

Well, bagaimana jika suatu saat untuk menggerakkan anggota tubuh saja butuh usaha luar biasa, kesakitan luar biasa ? Bahkan morfin dosis tinggi pun tak mampu menghilangkan rasa sakitnya…Akankah momen seperti itu menjadi kemewahan yang  teramat sayang untuk dilewatkan begitu saja? 

Adalah Indah Melati Setiawan, sosok wanita profesional Jakarta yang aktif dan dinamis. Kehidupannya berubah seketika saat  kanker ganas Ewing Sarcoma bersarang di pahanya. Kebanyakan, kanker ini hanya menyerang anak- anak, dan sangat langka dialami orang dewasa. Namun ternyata, kelangkaan itu terjadi dan menimpanya tiba- tib. 

Ewing Sarcoma termasuk kanker tulang yang ganas. Kecil sekali kemungkinan untuk bisa disembuhkan. Gejala awalnya kerap  menyerupai penyakit lain, seperti rematik, cedera otot , ataupun saraf terjepit. Akibatnya , Indah pun sempat mengalami salah diagnosis dan menjalani operasi di Singapura untuk mengatasi masalah saraf terjepit. Tentunya, kondisinya tak kunjung membaik. Pengobatan sinshei pun dilakukan. Namun,  efek pijatan justru memicu penyakitnya semakin  menjadi
.
Alhasil,  ketika penyakit kanker ini terdeteksi, keadaannya sudah   parah. Maut sudah di depan mata. Amputasi pun sempat menjadi jalan alternatif yang ditawarkan. ‘Beruntung’, adiknya cukup sigap menemukan seorang dokter  ahli limb salvage, atau penyelamatan tungkai, Dokter Suresh Nathan di National University Hospital ( NUH ) Singapura. 

Selanjutnya, hari- hari pun dipenuhi perjuangan luar biasa untuk melumpuhkan kanker tersebut.  Kanker yang mematahkan tulang pahanya pun dioperasi. Namun bukan berarti selesai. Rangkaian radioterapi dan kemoterapi harus dijalani untuk memastikan sel- sel kanker sudah tidak aktif.Sungguh tidak hanya fisik saja yang tersiksa, namun juga mental dan  dan finansial. 

Dalam buku ini, kisah nyata  Indah Melati Setiawan dipaparkan dengan narasi yang mengalir lancar. Jujur, saya ngeri membayangkan kesakitan yang ditanggung oleh Indah. Namun,  saya menjadi lebih bersyukur atas banyak hal  yang selama ini terkesan  lumrah dan terjadi begitu saja. Ungkapan ‘ kesehatan adalah harta yang paling berharga’ sepertinya klise. Yah, benar adanya. Ketika nikmat ini terenggut, akan ada banyak hal yang tak bisa dinikmati lagi.

Dalam kondisinya yang terbatas, Indah masih tetap bersemangat untuk menjadikan hidupnya bermakna bagi orang lain. Dari sini, kita bisa menemukan inspirasi  tentang daya tahan dalam menghadapi cobaan hidup sesulit apapun. 

Selamat membaca..