Pages

Tuesday, February 15, 2011

Be Strong Indonesia-I'm Proud

"Brukk...!!" Sebuah bingkisan  telah mendarat dengan sukses di atas meja. Wow..how lucky i am  mendapat kiriman dari bang Lucky..creator grup Taman Sastra di facebook.  Be Strong Indonesia #tujuh, sebuah kumpulan cerpen..( tengkiu somat :D ..)

Tak sabar, langsung yang  kutuju hal. 107 terlebih dahulu. Ada apa disana? ..Eng ing eng...sebuah cerpen karya Bang Lucky. "Ayah, Maafkanlah Aku "

" Ya Allah, telah kutemui taburan cinta di Al QuranMu yang mulia. Kubangkit dan bertekad, Ayah...akan kutemui dirimu dengan segenap cintaku, akan kucapkan kata- kata indah yang selama ini belum terucapkan..Ayah, maafkanlah aku.."

Ada apa sih kok si abang menyesal dan ingin minta maaf ke ayahnya?  Jarang lho cerpen yang menggarap hubungan anak lelaki dengan ayahnya. Hmm..buat yang penasaran, kalau masih, bisa dapetin bukunya di link ini.http://www.facebook.com/photo.php?fbid=1609112461533&set=a.1558848324961.2077037.1047856025

Selain cerpen itu, masih ada 18 cerpen apik lainnya. Dari separuh yang sudah saya baca, semua kaya pesan moral. Kerennya lagi di sampul belakang tertulis " Seluruh royalti dari penjualan buku ini akan disumbangkan untuk korban bencana alam di Indonesia " That's why i'm proud.

Teringat sebuah kisah di " Chicken Soup for The soul " ( tapi lupa jilid yang mana ) kurang lebih ceritanya begini:
Ada seseorang  merasa prihatin membaca berita -berita di koran yang isinya keseringan tentang  anak- anak muda yang mengalami degradasi moral. Dia pesimis tentang masa depan bangsa dengan generasi muda yang  seperti itu. Namun si penulis punya pengalaman lain. Dikisahkan ada seorang anak muda belasan  tahun menderita kangker. Akibat penyakitnya tersebut dia harus kehilangan seluruh rambutnya, dan bakal menjadi aneh di kelas karena kepala "plonthos"-nya yang menyalahi trend mode saat itu. Mengetahui hal tersebut, seorang temannya ber - empati. Dia menghubungi seluruh anak lelaki di kelas tersebut, dan meminta mereka semua untuk sama- sama mencukur rambut hingga plonthos. Ajaibnya seluruh temannya setuju. Alhasil, keesokan harinya di kelas tersebut terdapat belasan kepala plonthos, dan si anak penderita kangker tidaklah menjadi " si aneh " di kelas tersebut. Kisah ini masuk ke koran lokal berikut gambar mereka berpose bersama. Si penulis masih merasa optimis tentang masa depan generasi muda.

Demikian juga reaksi saya ketika mengetahui writers4Indonesia menerbitkan buku ini dengan tujuan amal. Di tengah maraknya berita carut marut kondisi Indonesia, hadirnya buku ini, kesediaan para penulis muda untuk peduli, menjadi semangat, optimisme, Indonesia tetap bangsa yang bernurani. :)

Hanya sedikit hal yang mengganggu pandangan mata. Dalam penulisan cerpen Ayah Maafkanlah Aku ini, setelah tanda koma atau titik, tidak diberi jarak satu spasi. Namun hal ini tidak mengurangi kenikmatan membaca ceritanya.

Akhirnya, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih, dan terus semangat dalam berkarya ! :D

0 comments:

Post a Comment

thx for your comments..:)