Pages

Monday, April 16, 2012

Takdir Elir





  
Judul : Takdir Elir
Penulis : Hans J. Gumulia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2012
Tebal : 238 hlm.



“ Ingatlah wahai putri  Vanadis,  bahwa di jalan segelap apa pun, selalu saja ada secercah cahaya yang akan melindungimu…” ( hlm. 76 )





Terjadi konflik di Benua Elir.  Dua kerajaan besar, yaitu kerajaan Serenade di bawah pimpinan Raja Althor dan Kerajaan Vandergaard di bawah pimpinan Raja Xaliber  berseteru tanpa  penyebab yang jelas . Kedua rajanya yang  sama- sama hebat  saling menunggu akan meletusnya perang besar antarkerajaan.

Seperti biasa, Ordo Vhranas yang berada di Tanah Suci Bedina mengirimkan bantuan untuk mengatasi konflik. Kali ini diutuslah seorang gadis frameless bernama Rozmega yang merupakan anggota Ksatria Valiant Ordo Vhranas. Dengan keyakinan teguh, diembannya tugas tersebut menuju Benua Elir yang letaknya jauh di sebelah timur laut Tanah Utama Vandaria.
 
Sementara itu, seorang gadis frameless keturunan marga suci Flavinus yang tinggal di Hutan Tenteram Raz’Vinel , Liarra Valweyn  Flavinus, juga merasakan kecemasan yang sangat karena  terjadinya konflik tersebut.   Keahlian memanahnya semakin teruji kali ini.

Dari tempat lain, Republik Highwind, pemuda separuh frameless bernama  Sigmar Arvhelon pun turut terseret dalam  konflik Elir ini. Kecerdasan logika dan pengetahuanya dapat diandalkan  dalam situasi – situasi genting.

Lalu, kemanakah Takdir Elir membawa kelima tokoh hebat tersebut ?

Banyak hal yang menarik dalam Takdir Elir ini. Pertama, saya sangat menyukai settingnya, perubahan  suasana yang kontras dari satu tempat  ke tempat lainnya digambarkan dengan apik. Dari suasana kota, hutan, gurun, hingga lokasi Republik  Highwind yang unik ( dan canggih )  . Lokasi  favorit saya adalah hutan Tenteram.  Apalagi saat Liarra memetik  buah , lalu mengucapkan terima kasih kepada sang pohon. Betapa di tempat ini penulis berhasil menunjukkan hubungan yang  harmonis, yang semestinya dilakukan manusia terhadap alam sekitarnya.

Yang menarik selanjutnya yaitu  adanya catatan kaki di beberapa bagian. Hal ini  membantu imajinasi saya dalam berfantasi  membayangkan deskripsinya.   Selain itu memberi kesan bahwa ini adalah bukan sekadar  fantasi semata.

Kemudian tak lupa saya sebutkan adalah menariknya gambar ilustrasi . Baik ilustrasi tokoh, peta lokasi,hingga aksi. Nih cuplikannya…^^ ( masih banyak lagi yang lainnya ) 



Di Gurun Pasir Tak Bernama



Peta Benua Elir
                                                                                                                  
Sayang ilustrasi di hutan Tenteram minim sekali …:)
Kalau mengenai alur ceritanya sendiri cukup rapi dan menarik untuk diikuti. Tiap tahap peristiwa menimbulkan keingintahuan akan peristiwa berikutnya. Hanya, konflik / aksinya memang  sering mengejutkan tapi  agak terlalu mudah diatasi. Artinya ketegangan memang berhasil dibangun tapi tidak sampai menimbulkan kecemasan yang membuat deg-degan. Namun , secara keseluruhan berhasil membuat saya berdecak . Secara ini karya asli anak bangsa gitu lho… Turut bangga dong…:)
 
Saat selesai membaca buku pertama ini, banyak alasan saya menunggu sequel berikutnya. Dari awal saya bertanya, alasan istimewa apa hingga Rozmega yang terpilih ? Mengapa hanya Rozmega yang tidak/ belum memiliki senjata ajaib ? Dan yang paling mendasar adalah…Apa yang bakal terjadi   di Elir kemudian..? *Tak sabar.  



1 comments:

Melody Violine said...

terima kasih resensi mba yayun ^^
aku juga penasaran dengan kelanjutan ceritanya

Post a Comment

thx for your comments..:)