Judul
|
Alien itu Memilihku
|
ISBN
|
9786020305417
|
Pengarang
|
|
Penerbit
|
|
Terbit
|
5 Juni 2014
|
Pages
|
308
|
Dimensi(mm)
|
135 x 200
|
************************************************************************ | |
“ Umi, ayo main
sepeda…! “ rengek putri kecilku . “ Waduuh , Dek …Umi ada
kerjaan nih…!” “ Please , lho Mi….!” paksanya. Sejenak
kutergoda untuk bersikukuh saja dan
membiarkannya bersepeda bersama pengasuhnya. Ketika kemudian pikiran tentang
sosok Indah Melati Setiawan berkelebat di benakku, tanpa ba bi bu lagi segera kuiyakan
ajakannya.
Well, bagaimana jika suatu saat untuk menggerakkan anggota
tubuh saja butuh usaha luar biasa, kesakitan luar biasa ? Bahkan morfin dosis
tinggi pun tak mampu menghilangkan rasa sakitnya…Akankah momen seperti itu
menjadi kemewahan yang teramat sayang
untuk dilewatkan begitu saja?
Adalah Indah Melati
Setiawan, sosok wanita profesional Jakarta yang aktif dan dinamis.
Kehidupannya berubah seketika saat kanker ganas Ewing Sarcoma bersarang di
pahanya. Kebanyakan, kanker ini hanya menyerang anak- anak, dan sangat langka
dialami orang dewasa. Namun ternyata, kelangkaan itu terjadi dan menimpanya tiba- tib.
Ewing Sarcoma termasuk kanker tulang yang ganas. Kecil
sekali kemungkinan untuk bisa disembuhkan. Gejala awalnya kerap menyerupai penyakit lain, seperti rematik,
cedera otot , ataupun saraf terjepit. Akibatnya , Indah pun sempat mengalami
salah diagnosis dan menjalani operasi di Singapura untuk mengatasi masalah
saraf terjepit. Tentunya, kondisinya tak kunjung membaik. Pengobatan sinshei
pun dilakukan. Namun, efek pijatan
justru memicu penyakitnya semakin menjadi
.
Alhasil, ketika
penyakit kanker ini terdeteksi, keadaannya sudah parah. Maut
sudah di depan mata. Amputasi pun sempat menjadi jalan alternatif yang
ditawarkan. ‘Beruntung’, adiknya cukup sigap menemukan seorang dokter ahli limb
salvage, atau penyelamatan tungkai, Dokter Suresh Nathan di National
University Hospital ( NUH ) Singapura.
Selanjutnya, hari- hari pun dipenuhi perjuangan luar biasa
untuk melumpuhkan kanker tersebut. Kanker
yang mematahkan tulang pahanya pun dioperasi. Namun bukan berarti selesai.
Rangkaian radioterapi dan kemoterapi harus dijalani untuk memastikan sel- sel
kanker sudah tidak aktif.Sungguh tidak hanya fisik saja yang tersiksa, namun
juga mental dan dan finansial.
Dalam buku ini, kisah nyata
Indah Melati Setiawan dipaparkan dengan narasi yang mengalir lancar. Jujur,
saya ngeri membayangkan kesakitan yang ditanggung oleh Indah. Namun, saya menjadi lebih bersyukur atas banyak hal yang selama ini terkesan lumrah dan terjadi begitu saja. Ungkapan ‘
kesehatan adalah harta yang paling berharga’ sepertinya klise. Yah, benar
adanya. Ketika nikmat ini terenggut, akan ada banyak hal yang tak bisa
dinikmati lagi.
Dalam kondisinya yang terbatas, Indah masih tetap
bersemangat untuk menjadikan hidupnya bermakna bagi orang lain. Dari sini, kita
bisa menemukan inspirasi tentang daya
tahan dalam menghadapi cobaan hidup sesulit apapun.
Selamat membaca..